Ketika Anda melihat seorang anak, entah itu anak Anda sendiri, keponakan, anak tetangga, atau siapapun, berdiri di belakang knalpot kendaraan yang sedang menyala mesinnya, kemungkinan besar Anda akan menyuruh si anak cepat-cepat menjauh dari situ. Tapi sebaliknya, jika si anak berada di dekat Anda yang sedang menyemprotkan parfum, mengecat kuku, mengecat rak, atau menggosok bak mandi dengan pembersih kimia, Anda akan membiarkannya. Bagi kita, kegiatan semacam ini adalah hal biasa dan tidak berbahaya. Tapi ternyata, sebuah studi yang dirilis bulan Februari lalu mengungkapkan sebaliknya.
Dalam studi ini, para peneliti melakukan pengujian terhadap senyawa organik yang mudah menguap atau Volatile Organic Compound (VOC). VOC bereaksi dengan udara dan sinar matahari dan menghasilkan ozon; dan secara terpisah, menghasilkan partikel halus yang berkontribusi terhadap terbentuknya kabut asap. Kedua polutan udara ini berbahaya bagi kesehatan dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan, khususnya di daerah perkotaan di mana emisi cenderung paling tinggi dibandingkan dengan area lainnya.
Apa itu VOC?
Volatile Organic Compounds (VOC) adalah sekelompok bahan kimia berbasis karbon yang mudah menguap pada suhu kamar. Beberapa di antaranya bisa Anda cium baunya (bayangkan "bau mobil baru") dan beberapa yang lain tidak bisa Anda kenali. Berbau atau tidaknya VOC tidak menunjukkan seberapa besar bahayanya jika terhirup. Puluhan jenis VOC bisa berasal dari satu produk saja. Banyak penelitian menemukan bahwa pada satu waktu, kemungkinan ada 50 hingga ratusan VOC yang berbeda berada dalam ruangan Anda.
Selama ini, kendaraan bermotor dan industri dianggap sebagai sumber polusi udara terbesar. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau Environmental Protection Agency (EPA) pun memperkirakan bahwa sekitar 75 persen VOC berasal dari sumber yang berhubungan dengan bahan bakar, dan sekitar 25 persen berasal dari produk kimia. Namun para peneliti di University of Colorado di Boulder menemukan bahwa berdasarkan studi yang mereka lakukan, ternyata komposisi yang sebenarnya adalah mendekati 50%-50%.
Dengan kata lain, produk yang biasa kita gunakan sehari-hari seperti hair spray, pengharum ruangan, cologne dan parfum, pembasmi serangga, lem, dan produk pembersih konvensional lainnya ternyata adalah sumber polusi udara dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya. Sedangkan kendaraan bermotor sejak beberapa tahun terakhir telah mulai didesain dengan pertimbangan yang serius mengenai emisi yang dihasilkannya, sehingga lebih 'bersih' dibandingkan sebelumnya. Studi ini menunjukkan bahwa upaya untuk membatasi emisi kendaraan bermotor telah berjalan secara efektif di AS (dan negara-negara maju lainnya), tetapi ternyata peraturan tersebut perlu diperluas ke kategori lain.
Mengapa produk rumah tangga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas udara? Salah satu penulis dalam studi tersebut yang juga seorang ahli atmosfer, Jessica Gilman, mengatakan bahwa hal itu bisa terjadi karena kita memiliki sikap yang berbeda dalam memperlakukan kedua jenis polutan tersebut. Seumur hidup kita, penggunaan bahan bakar memang jauh lebih banyak daripada parfum, tetapi bahan bakar disimpan dan digunakan dengan cara yang sangat berbeda.
(Sumber VOC yang terdapat di dalam rumah)
"Bensin disimpan dalam wadah yang tertutup dan nyaris kedap udara; dan VOC dalam bensin ikut terbakar menjadi energi. Tetapi VOC yang terdapat dalam produk pembersih maupun produk perawatan pribadi secara harfiah memang dirancang untuk menguap. Anda memakai parfum atau menggunakan produk berbau harum supaya orang di sekitar Anda bisa menikmati aromanya. Kita tidak melakukan ini terhadap bensin," katanya.
Anggota tim peneliti lainnya, Joost de Gouw, merincinya lebih lanjut: "Untuk setiap kilogram bahan bakar yang dibakar, hanya sekitar satu gram yang terbuang di udara. Padahal, dalam produk kebersihan rumah tangga dan produk perawatan pribadi, beberapa senyawa hampir semuanya menguap."
(Produk pembersih dan produk perawatan pribadi ternyata adalah sumber VOC dalam jumlah besar)
Hal yang menjadi masalah dari produk perawatan pribadi dan produk pembersih adalah: sebagian besar produk tersebut tidak diatur dengan regulasi yang jelas mengenai kandungan VOC yang terdapat di dalamnya. Hal ini jelas perlu diubah. Alastair Lewis, seorang profesor kimia atmosfer di Universitas York, mengatakan: "Penelitian ini menarik karena menunjukkan bahwa jumlah VOC yang berasal dari penggunaan produk domestik mulai menggusur VOC yang berasal dari kendaraan bermotor dan industri. Jika penelitian itu benar, maka banyak negara perlu memikirkan kembali bagaimana rencana mereka untuk memenuhi kewajiban internasional dalam mengurangi emisi."
Salah satu anggota tim peneliti lainnya, Allen Goldstein, dari University of California Berkeley, berpendapat bahwa tim peneliti tidak dapat menunjukkan tingkat partikel atau ozon di atmosfer kecuali jika emisi dari produk kimia yang mudah menguap juga diperhitungkan. Dalam studi ini, para peneliti juga menetapkan bahwa manusia sebenarnya terpapar VOC pada konsentrasi yang sangat tinggi ketika berada di dalam ruangan, dibandingkan dengan ketika berada di luar ruangan.
(Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh VOC)
Sebagai informasi, VOC diketahui dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan selain gangguan pernapasan, di antaranya adalah: sakit kepala, mual, pusing, gangguan penglihatan, hingga kehilangan ingatan. Pada binatang percobaan di laboratorium, paparan beberapa jenis VOC dalam jangka panjang dengan tingkat tinggi telah terbukti menyebabkan kanker dan mempengaruhi fungsi hati, ginjal dan sistem syaraf (menurut Departemen Kesehatan New York). Sedangkan sebuah penilaian komprehensif yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Inggris, Lancet, tahun lalu, menempatkan polusi udara sebagai salah satu dari lima besar faktor ancaman kematian global.
Jadi, mungkin sudah saatnya kita meninggalkan produk-produk perawatan pribadi dan pembersih rumah buatan pabrik, dan menggantinya dengan produk-produk karya industri rumah tangga yang terbuat dari bahan alami. Harganya memang lebih mahal, tetapi lebih rendah risikonya terhadap kesehatan kita.
---
(dirangkum dari: Treehugger, EurekAlert!, PBS, ScienceAdvances, & Non Toxic for Health | sumber gambar lain: EPD Hong Kong & Airthings)
Catatan Redaksi:
Tanggal 5 Juni ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia sejak tahun 1974, dan tema tahun ini adalah "Melawan Limbah Plastik". Dalam pesannya, Sekjen PBB António Guterres menegaskan agar kita semua menolak penggunaan barang-barang plastik sekali pakai, dan mengingatkan tentang jumlah limbah plastik yang semakin tidak terkendali. "Setiap tahun, lebih dari delapan juta ton limbah plastik berakhir di lautan," demikian pesannya.
Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia, mulai 5 Juni 2018, BICNETS akan menampilkan 8 tulisan bertema lingkungan. Enam di antaranya bertema plastik, dan 2 lainnya menampilkan tema lingkungan lainnya.
Comments (0)